Pages

Senin, 16 Mei 2011

PROFILE MAESTRO X JAPAN

Nama lengkapnya adalah Yoshiki Hayashi.


Dia lahir pada 20 November 1965 di Chiba, Jepang. Ibunya adalah seorang guru piano, dan dia sudah mulai belajar bermain piano pada usia 5 tahun, dia juga mulai bermain drum pada usia 10 tahun.
Dia dan Toshi, mulai bertemu dan bersahabat ketika Taman Kanak-kanak. Setelah kematian Ayahnya, Yoshiki kecil menjadi sedikit nakal dan mulai suka membuat masalah.


Pada akhir era 70-an, Yoshiki membentuk sebuah band cikal bakal X Japan bersama Toshi, nama band itu awalnya adalah Dynamite, kemudian berganti nama menjadi Noise, dan pada musim panas 1982, yaitu tahun dimana hari-harinya di sekolah tinggi akan berakhir, band ini berganti nama sekali lagi menjadi X.

Tidak ada label yang mau menandatangani kontrak dengan band ini, dikarenakan mereka tidak mau mengambil resiko. Namun Ibu Yoshiki percaya pada tekad kuatnya, hingga pada akhirnya dia menjual seluruh bisnis keluarganya dan tentu saja harta warisan dari Ayahnya juga untuk mendirikan sebuah perusahaan label serta rekaman milik keluarga, perusahaan kecil-kecilan milik Keluarga ini kelak menjadi salah satu perusahaan label serta rekaman terbesar di Asia, Extasy Records. Setelah mendirikan Extasy Records Muda, X segera melakukan kegiatan rekaman pertama mereka. Hingga pada tahun 1988, band ini sudah merekrut dua anggota lagi yang memiliki antusias yang tinggi terhadap musik serta berbakat didalamnya.

Yoshiki memiliki minat yang tinggi terhadap musik. Dimulai sebagai pianis klasik, hingga ia mulai bermain drum karena ketertarikannya pada musik Hard Rock. Kombinasi itulah yang akan terus X cerminkan pada musik Jepang untuk kedepannya, sebuah "Rock Symphony Orchestra". Yoshiki adalah leader dari X, dia bermain piano maupun drum, dan dia adalah penulis sebagian besar dari lagu-lagu X.

Selama konser, Yoshiki mengaktifkan diri sebagai pemain drum dan piano. Ketika ada sebuah lagu yang mengharuskannya bermain piano dan drum dalam waktu bersamaan, maka sebelumnya dia akan merekam lagu piano atau drumnya sendiri untuk menemaninya selama lagu itu dimainkan.
Karena gaya bermain drumnya yang enerjik, ia beberapa kali mengalami cedera leher dan diharuskan memakai korset untuk melindungi lehernya dari cedera parah selama konser berlangsung.

Yoshiki tidak hanya bermain piano dan drum, ia juga aktif bermain gitar dan bass. Menurutnya, dia tak pernah tertarik untuk bernyanyi karena ia sadar bahwa ia tak memiliki suara yang cukup baik.

Setelah bertahun-tahun sukses bersama X (Japan), band ini akhirnya mengalami disbanded (bubar) pada tahun 1997 ketika Toshi memutuskan untuk mengundurkan diri dari band. Setelah X Japan bubar, Yoshiki dan Toshi berpisah dan menempuh jalannya sendiri-sendiri. Yoshiki memiliki sebuah impian bersama sahabatnya yang lain, hide (anggota lain X Japan) untuk mereformasi X Japan, namun impiannya ini kandas bersama meninggalnya sahabat karibnya itu. Pada upacara kematian hide, Yoshiki berpidato dan mengumumkan bahwa ia akan mengasingkan diri untuk sementara waktu dari Jepang dikarenakan depresi hebat saat dan pasca kematian hide. Dia memutuskan untuk pergi kerumah pribadinya di Los Angeles. Hingga akhirnya dia kembali lagi dan bekerja sebagai Produser dan Penulis lagu yang sangat sukses bersama Extasy Records miliknya, dia menangani band-band muda dijamannya seperti Dir en grey, Glay, dll.


Pada bulan november tahun 1999, Yoshiki tampil untuk pertama kalinya lagi setelah bubarnya X Japan. Dia tampil di sebuah perhelatan super, yaitu sebuah Festival perayaan ulang tahun ke-10 penobatan Kaisar.

Pada tahun 2000, 7-Eleven Japan meminta kepada Yoshiki untuk meghasilkan serangkaian iklan TV yang menggabungkan proyek solonya, Violet UK, ke citra perusahaan mereka di awal milenia baru saat itu.
Yoshiki diminta untuk menuliskan lagu, dan akhirnya dia menulis lagu yang berjudul I'll Be Your Love (dinyanyikan oleh Dahlia) untuk Aichi Expo 2005 dibulan April 2002, dan pada bulan September 2002, ia bergabung dengan band Globe, Seize The Light pun berhasil dirilis pada tanggal 27 November.

Pada bulan Desember 2002, Yoshiki kembali ke Panggung untuk mempresentasikan proyek baru Violet UK. Dia membawakan sebuah konser bersama Tokyo Philharmonic Orchestra. Ini menceritakan perjalanan musiknya melalui karya-karyanya dimasa lalu bersama X Japan dengan tatapan kemasa depan bersama proyek barunya itu, Violet UK.
Yoshiki tampil bersama dengan Violet UK dan melantunkan karya-karya yang tak pernah didengar sebelumnya. Konser besar ini diadakan di Tokyo, Tokyo International Forum.

Yoshiki mulai memproduksi sebuah band baru dari Korea, yang bernama Trax, pada awal 2004, dan proyek ini diikuti dengan pelepasan Eternal melody II dan DVD dari "Yoshiki Symphonic Concert" ditahun yang sama.

Sebuah proyek besar baru muncul pada tahun 2006, ketika Yoshiki membentuk sebuah band super bersama mantan Vokalis Malice Mizer, Gackt, dengan misi menembuskan musik Jepang ke laga musik Internasional dan untuk mendapatkan pengakuan Dunia. Dalam proyek ini, Yoshiki juga mengambil dua musisi papan atas Jepang untuk mengisi posisi yang dibutuhkan dalam band ini, mereka adalah Sugizo (mantan Gitaris Luna Sea) dan Miyavi (mantan gitaris Dué le Quartz).

Satu lagi Proyek Agung impiannya yang pernah kandas dahulu, menghidupkan kembali X Japan pada tahun 2007.
Proyek ini berhasil dijalankan dengan menambahkan Sugizo sebagai anggota keenam X Japan untuk mengisi posisi hide. Yoshiki menegaskan bahwa anggota X Japan adalah 6 orang, dengan formasi yang sama ditambah Sugizo sebagai Gitaris baru bersama Pata dan hide (almarhum).

Dalam beberapa tahun terakhir ini, dia juga bekerja sebagai produser musik eksekutif, sekaligus komposer untuk film-film seperti Catacombs, Saw IV, Repo The Genetic Opera, dan Goemon.

Yoshiki adalah Salah satu musisi, sekaligus seniman yang paling dihormati di Jepang dan Asia.
Salah satu dari karyanya yang berjudul Anniversary sangat disukai oleh Kaisar Akihito beserta Permaisyuri Michiko dan dijadikan lagu (syair) nasional Tahun Baru di Jepang.
Lagu gubahannya di era X Japan yang berjudul Forever Love sangat dikagumi oleh mantan Perdana Mentri Jepang, Junichiro Koizumi.


PROYEK-PROYEK MUSIK YOSHIKI DI MILENIUM INI

• V2 dengan Tetsuya Komuro dari band Globe pada tahun 1991, mereka merilis single "Eyes of Venus".
• "Eternal Melody" dengan London Philharmonic orkestra dan George Martin (The Beatles) pada tahun 1993. Album Eternal Melody mengadopsi beberapa lagu X Japan, salah satunya "Amethyst", karya klasik yang indah yang juga dirilis sebagai single.
• Pada tahun 1994 ia bekerja sama dengan Roger Taylor (drummer dari Queen) dan merilis single "Foreign Sand" yang merupakan hit besar di Inggris.
• Yoshiki juga mengumpulkan 2 kompilasi yang disebut "Yoshiki Selection". Pada kedua kompilasi, anda bisa mendengar potongan musik klasik favorit dari komposer terkenal.
• Pada "Kiss My Ass - a Tribute to Kiss" kompilasi, ia mengadaptasi lagu "Black Diamond" untuk piano dan orkestra.
• Yoshiki membentuk super band "S.K.I.N" yang berisi musisi-musisi papan atas Jepang yang memiliki misi agung, yaitu untuk membuktikan pada Dunia akan musik Jepang.
• Bangkitnya band Legendaris X Japan, dan bertemunya kembali antara Yoshiki dengan Sahabat lamanya, Toshi.